Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama PT Elnusa Tbk, Samsurizal Munaf mengaku, dengan adanya penurunan harga minyak mentah dunia ini cukup memukul kinerja perseroan. Untuk itu, emiten berkode ELSA ini tetap gencar mencari peluang agar tetap eksis di tengah turbulensi minyak dunia ini. Dengan kondisi harga minyak seperti saat ini, maka aktifitas pengeboran minyak pun mengalami penurunan.
“Untuk itu, kami tetap harus lincah untuk mencari peluang baru yaitu di sisi operation danmaintenance,” terang dia seusai membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/2).
Kepada wartawan, Samsurizal bertutur banyak terkait kondisi perseroan 2016 ini. Berikut wawancara Aktual dengan Direktur Utama PT Elnusa Tbk, Samsurizal Munaf.
Untuk strategi dalam menghadapi penurunan harga minyak dunia, apa yang dilakukan Elnusa?
Strategi kami dalam menghadapi minyak yang kurang kondusif itu, yaitu engan fokus menggarap proyek terkait operation and maintenance. Apalagi aktifitas di pengeboran mengalami penurunan. Untuk itu kami dituntut tetap akan lincah untuk mencari peluang baru yaitu di sisi operation dan maintenance tadi.
Sektor ini ingin kami perkuat. Karena kami tahu Indonesia sudah bergerak di bidang migas mungkin sekitar 100 tahun. Sehingga banyak sumur minyak yang umurnya sudah 30 tahun dan membutuhkan sebuah tenaga profesional untuk bisa meningkatkan produktivitas dan efektivitas dari sumur tersebut.
Makanya kami melihat hal itu sebagai sebuah peluang. Mudah-mudahan ke depan kami dapat terus megupayakan proyek seperti itu (operational and maintenance).
Cukup besarkan kontribusi kontrak operational and maintenance itu? Kabarnya nilai total kontrak itu mencapai Rp3,5 triliun?
Angka itu memang total proyek termasuk yang eksisting sejak tahun lalu. Tapi saat ini, salah satu yang memberikan kontribusi cukup signifikan untuk tahun ini adalah kembalinya kami ke pekerjaan operation and maintenance.
Untuk kontrak operating maintenance itu dengan pihak mana?
Yang jelas (partnernya) esuai dengan semangat kebersamaan kami. (Tertawa). Yang penting kan kami ini dinaungi filosofi besarnya induk perusahaan kami. Apalagi kami sendiri dipaksa Pertamina untuk memberikan harga yang kompetitif. Dan alhamdulillah kami bisa memberikan harga yang terbaik untuk Pertamina.
Kembali ke soal anjloknya harga minyak, bagaimana Elnusa menyikapinya?
Kalau dalam dunia minyak itu ada dua kategori, yakni sub service dan service. Sehingga dengan harga minyak yang rendah itu biasanya aktifitas subservice menurun, tapikan fasilitas sudah ada di atas tanah, dan bagi mereka sebagai perusahaan migas tetap ingin mempertahankan produksinya.
Makanya kami lebih memfokuskan lagi bagaimana mendapatkan pekerjaan di service, salah satunya melalui operation dan maintenance itu
Secara keseluruhan, untuk target kontrak tahun ini bagaimana?
Untuk yang yang eksisting US$317 juta dan baisanya dari tahun ke tahun kami berhasil menambah sekitar US$ 10-20 juta dolar. Karena ini semua multi years.
Untuk yang yang eksisting US$317 juta dan baisanya dari tahun ke tahun kami berhasil menambah sekitar US$ 10-20 juta dolar. Karena ini semua multi years.
Termasuk kontrak untuk menggarap kilang minyak di Aljazair, apakah Elnusa terlibat?
Engga. Itu hanya Pertamina yang di Aljazair yang di sana, kami belum ada.
Tapi kalau untuk investasi di drilling and oil services (DOS) dan seismik bagaimana?
Ahamdulillah masih cukup baik. Karena di seismik sendiri ini sebanarnya waktu yang baik untuk mencari minyak, apalagi jasanya itu sedang murah. Tapi kami juga menunggu harga minyak ini bisa stabil agar tidak goyang.
Jadi memengaruhi target pertumbuhan laba perseroan?
Ini lah sebenarnya yang menjadi peluang bagi kami yang tinggal di bumi pertiwi ini. Walaupun size market-nya turun katakanlah 30-40 persen, tapi ada 56 persen darioriginal size yang masih bisa kami tingkatkan.
Jadi bagi Elnusa hari ini, hanya ada kisaran 5-6 persen dari market size. Artinya logis kalau kami punya kemampuan untuk menaikkan market share menjadi 8-10 persen.
Untuk menaikkan market share itu dengan ekspansi bisnis?
Iya soal ekspansi bisnis itu, kami kan bicara land and services. Jadi bukan seperti manufacturing. Alhamdulillah karen kami di sektor jasa, maka kami siapkan capability-nya dulu untuk mengerjakan suatu hal itu.
Sehingga bisnis awalnya itu bagaimana kami dapat berdiskusi mencari peluang-peluang dalam rangka mengurangi biaya perusahaan-perusahaan minyak. Ketika peluang-peluang itu berhasil dirangkum maka kami deliver service-nya.
Jadi kami ini very small portion, so we make an investment on speculation business. So,the majority part mungkin sekitar 90-95 persen our investment on contract, not speculaton.
Jadi alhamdulillah untuk jasa kami dimana komponen knowledge lebih besar dari pada komponen equipment. Karena kami ini bukan seperti drilling company. Artinya kami punya kemampunan untuk melakukan up sizing atau down sizing dari sebuah variable cost yang cukup responsif dalam menghadapi situasi seperti saat ini.
(Ismed)
0 komentar:
Posting Komentar